感觉
顾城
天是灰色的
路是灰色的
楼是灰色的
雨是灰色的
在一片死灰中
走过两个孩子
一个鲜红
一个淡绿
Why Tan Malaka? He is usually considered a revolutionary hero, but I'm not sure why. A 20-year stint in exile left him a political outsider in Indonesia, and his life was fraught with failure. He was head of the Indonesian Communist Party (PKI) for three months (December 1921-February 1922), but they later came to hate him. In any case, he was soon arrested by the Dutch colonial government and exiled to Holland.
He went on to Germany, the USSR, China, the Philippines, Thailand, Burma (Myanmar) and only returned to Indonesia in 1942. There he formed the Murba Party in 1948, but that was somewhat of a flop as well, and he was shot dead in 1949 by Indonesian soldiers under mysterious circumstances.
Artikel berjudul The Regionalization of Chinese Business Networks: A study of Singaporean Firms in Hainan China yang ditulis oleh Chia-Zhi Tan dan Henry Wai-chung Yeung[1] berisi tulisan yang membahas besarnya peranan institusi sosial dan politik dibalik motivasi dan strategi investasi masyarakat Cina Singapura[2] dalam berinvestasi di Hainan, Cina. Investasi yang dilakukan oleh masyarakat Cina Singapura terpengaruh oleh adanya kebiasaan berbisnis orang-orang beretnis Cina untuk memakai jaringan bisnis Cina yang sangat menekankan pada koneksi (guanxi). Dalam artikel ini dapat dilihat bagaimana jaringan bisnis Cina sangat menentukan arah kebijakan investasi masyarakat Cina Singapura di Hainan. Peranan dari organisasi sosial masyarakat dan institusi pemerintah dalam strategi berinvestasi di Hainan pun dibahas pada artikel ini.
Bentuk usaha yang biasa dipakai oleh masyarakat Cina Singapura adalah firma.
Guanxi (关系)Dalam Jaringan Bisnis Cina
(Oleh: Bai Faze)
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Orang-orang Cina di wilayah Asia Tenggara sejak dulu sudah dikenal sebagai pedagang yang tangguh dan mendapatkan kemakmuran dari bisnis yang dikembangkannya. Orang-orang Cina yang berimigrasi ke suatu negara di wilayah Asia Tenggara dari Cina membawa serta kebiasaan-kebiasaan berdagang mereka untuk diaplikasikan di tempat tinggal baru mereka. Salah satu kebiasaan yang digunakan orang-orang Cina ini dalam berbisnis adalah dikembangkannya suatu jaringan bisnis yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki hubungan-hubungan tertentu karena adanya rasa saling percaya antara satu dengan yang lainnya. Melalui jaringan bisnis, orang-orang Cina yang ada di dalamnya mempergunakan jaringan bisnis ini untuk saling membantu dalam mendapatkan profit. Dalam jaringan bisnis ini terdapat satu elemen penting untuk membangun suatu hubungan yang sebenarnya bagi orang-orang barat cukup unik untuk dipakai dalam berbisnis, yaitu guanxi.
Guanxi adalah suatu fenomena yang sangat unik di dalam kegiatan bisnis orang-orang Cina. Meskipun sebenarnya guanxi atau yang mirip dengan hal itu juga dilakukan oleh banyak orang selain etnis Cina, namun pada umumnya pola guanxi atau yang mirip dengan hal tersebut dijauhkan dari bisnis. Model-model bisnis yang ada, terutama yang berasal dari barat, kebanyakan menekan dan menghilangkan kegiatan bisnis yang didasari atas hubungan tertentu seperti pada guanxi. Akan tetapi orang-orang Cina di berbagai tempat sampai sekarang terus menggunakan guanxi dalam kegiatan bisnisnya dan terbukti di berbagai tempat berhasil mendatangkan keuntungan dan menciptakan jaringan bisnis yang menguntungkan mereka.
I.2 Permasalahan
Guanxi adalah salah satu elemen terpenting ketika membicarakan jaringan bisnis Cina. Masih sering muncul perdebatan mengenai baik atau buruknya kegiatan bisnis yang didasari atas guanxi.