Legenda Ular Putih (白 蛇 传)
Legenda Ular Putih (白 蛇 传) adalah sebuah kisah percintaan yang romantis, tragis, dan penuh intrik. Cerita ini mengisahkan percintaan antara seorang anak manusia bernama Xu Xian (许 仙) dengan seekor siluman ular putih bernama Bai Suzhen(白 素 贞). Ketulusan dan kemurnian cinta mereka mampu mengikis segala perbedaan, rintangan, dan halangan yang datang silih berganti.
Alkisah, seekor ular putih telah berhasil menyelesaikan pertapaannya selama ribuan tahun di Gunung Emei(峨 眉 山). Ia menjelma menjadi gadis cantik bernama Bai Suzhen. Bersama adiknya seekor siluman ular hijau, Xiao Qing (小 青), Bai Suzhen pergi meninggalkan Gunung Emei untuk melihat dunia luar. Suatu hari sampailah mereka di Danau Xihu(西 湖) yang terletak di Hangzhou(杭 州). Mereka sangat mengagumi pemandangan danau itu. Hari itu adalah hari raya Qing Ming(清 明), mereka berpapasan dengan banyak orang yang pergi untuk membersihkan kuburan. Tak jauh dari mereka, di dekat jembatan ada seorang pemuda tampan yang menarik perhatian Bai Suzhen, pemuda itu bernama Xu Xian. Bai Suzhen membuat hujan dengan sihirnya untuk menarik perhatian pemuda itu. Hal ini berhasil, Xu Xian pun mengantarkan mereka dengan perahu yang disewanya. Oleh karena hujan masih turun, Xu Xian meminjamkan payungnya kepada Bai Suzhen untuk dibawa pulang. Bai Suzhen kemudian meminta Xu Xian datang ke rumahnya pada keesokan harinya untuk mengambil payung tersebut.
Hari berikutnya Xu Xian datang ke rumah Bai Suzhen untuk mengambil payungnya. Bai Suzhen mengajak Xu Xian untuk minum teh dan bercakap-cakap. Xiao Qing juga menyuguhkan beberapa cangkir arak untuk disajikan. Xiao Qing mengetahui kedua insan tersebut telah saling jatuh cinta, maka ia meminta Xu Xian mengajukan lamaran pada Bai Suzhen. Pada awalnya Xu Xian ragu-ragu namun karena Xiao Qing pandai berbicara dan Xu Xian sedikit mabuk pada akhirnya ia setuju untuk melamar Bai Suzhen, sebab jauh di dalam lubuk hatinya ia pun menyukai Bai Suzhen. Akhirnya pada malam itu juga Xu Xian menikahi Bai Suzhen.
Setelah menikah, Bai Suzhen dan Xu Xian lalu membuka toko obat di daerah Zhenjiang(镇 江). Usaha mereka sangat lancar terlebih lagi karena Bai Suzhen berhasil menyembuhkan warga yang terkena berbagai macam penyakit. Sampai pada suatu hari datanglah biksu Fa Hai(法 海) dari Kuil Jin Shan(金 山), ia ingin menangkap dan memusnahkan Bai Suzhen. Biksu Fa Hai beranggapan bahwa keberadaan Bai Suzhen merupakan suatu kesalahan yang bisa mengakibatkan bencana. Xu Xian yang polos berhasil terkena pengaruh biksu Fa Hai, ia mulai meragukan keberadaan Bai Suzhen sebagai manusia. Xu Xian lalu melakukan semua perkataan Fa Hai yaitu mengajak Bai Suzhen minum arak Xionghuang (雄 黄) pada hari Festival Perahu Naga(端 午 节). Pada hari itu apabila semua siluman meminum arak Xionghuang akan berubah ke wujud aslinya.
Pada awalnya Bai Suzhen menolak untuk meminum arak tersebut, namun karena suaminya terus memaksanya, akhirnya ia terpaksa untuk meminumnya. Setelah meminumnya ia merasa tidak enak badan, Xu Xian lalu mencoba untuk mengobati istrinya. Akan tetapi pada saat Xu Xian menyingkap selimut, ia tidak menemukan istrinya melainkan seekor ular. Hal ini membuatnya terkejut sampai ia mengalami kematian. Saat mengetahui suaminya meninggal dunia ia merasa sangat kehilangan, untunglah Xiao Qing mengetahui kalau di Gunung Kunlun (昆 仑 山) terdapat suatu tumbuhan dewa yang bisa menghidupkan manusia dari kematian. Walaupun Bai Suzhen dalam keadaan hamil namun ia tetapi pergi ke Gunung Kunlun untuk mengambil tumbuhan tersebut.
Ketika ia hendak mengambil tumbuhan tersebut, ia dihadang oleh dua orang penjaga yang hebat. Mereka adalah Putra Rusa(鹿 童) dan Putra Bangau (鹤 童), mereka berdua berhasil memojokkan Bai Suzhen. Akan tetapi tiba-tiba Dewa Gunung (南 极 仙 翁) datang menyelamatkan Bai Suzhen, selain itu ia juga memberikan tumbuhan dewa itu kepada Bai Suzhen. Dewa Gunung tersentuh oleh keberanian dan pengorbanan Bai Suzhen terhadap suaminya. Dengan tumbuhan dewa yang ia dapat, Bai Suzhen dapat menyadarkan Xu Xian kembali.
Suatu hari Xu Xian tidak sengaja kembali bertemu dengan biksu Fa Hai, lalu biksu itu mengajak Xu Xian ke Kuil Jinshan. Xu Xian yang polos tidak merasa curiga terhadap biksu Fa Hai. Akan tetapi sesampainya di Kuil Jinshan biksu Fa Hai malah memaksanya menjadi biksu. Xu Xian tentu saja menolak hal itu namun biksu jahat itu tetap memaksanya menjadi biksu dan mengurungnya di Kuil Jinshan. Setelah beberapa hari Xu Xian menghilang, Bai Suzhen mulai khawatir dengan keadaan suaminya. Ia kemudian menyuruh Xiao Qing untuk mencarinya. Akhirnya Bai Suzhen dan Xiao Qing mengetahui keberadaan Xu Xian, mereka lalu datang ke Kuil Jinshan untuk membebaskannya. Mereka pun meminta bantuan pasukan hewan air untuk menenggelamkan Kuil Jinshan. Akan tetapi keadaan Bai Suzhen tidak memungkinkannya untuk bertarung, akhirnya Bai Suzhen dan Xiao Qing memutuskan untuk mundur sementara waktu.
Bai Suzhen dan Xiao Qing lalu memutuskan untuk pindah ke rumah kakak perempuan Xu Xian di Hangzhou. Xu Xian diam-diam telah dibebaskan oleh seorang biksu muda dari Kuil Jinshan. Xu Xian lalu pulang ke rumahnya, namun ketika sampai di rumah ia tidak mendapati Bai Suzhen dan Xiao Qing di sana. Ia lalu pergi Hangzhou untuk mencari istrinya. Saat melintasi Danau Xihu secara tidak sengaja Xu Xian bertemu dengan istrinya dan Xiao Qing. Xiao Qing yang sedang emosi langsung menyerang Xu Xian, tetapi Bai Suzhen menahannya. Bai Suzhen pada saat itu juga mengatakan hal yang sebenarnya kepada suaminya. Xu Xian terkejut dengan pernyataan istrinya tetapi ia tetap menerima Bai Suzhen apa adanya malah setelah mengetahui semuanya ia lebih mencintainya. Mereka bertiga kemudian tinggal di rumah kakak perempuan Xu Xian di Hangzhou.
Beberapa bulan kemudian Bai Suzhen melahirkan bayi laki-laki. Bayi laki-laki itu kemudian diberi nama Meng Jiao (梦 蛟), akan tetapi kegembiraan mereka tidak bertahan lama. Saat Meng Jiao genap berusia satu bulan biksu Fa Hai datang ke rumah mereka dan menangkap Bai Suzhen. Ia dengan mangkuk emasnya berhasil mengalahkan Bai Suzhen dan mengurungnya di bawah Pagoda Leifengta (雷 峰 塔). Xu Xian merasa sangat sedih karena kehilangan istrinya.
Untunglah sesaat sebelum Bai Suzhen tertangkap, ia berpesan pada Xiao Qing agar ia kembali ke Gunung Emei untuk melanjutkan pertapaannya. Tujuh tahun kemudian Xiao Qing datang kembali untuk membebaskan Bai Suzhen. Akhirnya Bai Suzhen berhasil dibebaskan oleh Xiao Qing.
Peran dan Peranan dalam Drama Ular Putih
Peran Tokoh-tokoh dalam Drama Ular Putih
- Bai Suzhen 白 素 贞
Bai Suzhen berperan sebagai Dan 旦 (perempuan) yang cantik, baik dan setia. Bai Suzhen adalah seekor siluman ular putih yang menikah dengan seorang manusia biasa, Xu Xian. Akan tetapi pernikahan mereka terancam kandas di tengah jalan karena kehadiran Biksu Fa Hai. Biksu Fa Hai ingin menangkap dan memusnahkan Bai Suzhen.
- Xiao Qing 小 青
Xiao Qing yang juga berperan sebagai Dan旦 (perempuan) adalah pelayan Bai Suzhen yang berani, tangkas, dan juga setia. Xiao Qing adalah seekor siluman hijau yang merupakan pelayan Bai Suzhen. Akan tetapi kedekatan hubungan mereka melebihi hubungan pelayan dan majikan, bahkan Bai Suzhen sudah menganggap Xiao Qing sebagai adiknya.
- Xu Xian 许 仙
Xu Xian berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Ia adalah seorang pemuda yang menaruh hati pada Bai Suzhen, sampai suatu hari ia menjadi suami Bai Suzhen. Pemuda desa yang sangat sederhana ini berparas tampan dan memiliki budi pekerti yang sangat baik hati.
- Biksu Fa Hai 法 海
Biksu Fa Hai berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Seorang biksu yang dulunya adalah seekor kura-kura yang pernah belajar ilmu sihir sehingga ia memanfaatkan ilmunya tersebut untuk kejahatan. Biksu Fa Hai adalah kepala biksu dari Kuil Jin Shan. Walaupun seorang biksu namun dia mempunyai sifat yang tidak baik.
- Dewa Gunung 南 极 仙 翁
Dewa Gunung berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Dewa yang menguasai Gunung Kunlun 昆 仑 山. Ia mempunyai sifat arif dan bijaksana.
- Putra Rusa 鹿 童
Putra Rusa berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Salah satu penjaga obat dewa yang ada di Gunung Kunlun.
- Putra Bangau 鹤 童
Putra Bangau berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Salah satu penjaga obat dewa yang ada di Gunung Kunlun. Ia bersama putra rusa menjaga obat dewa.
Peranan Tokoh-tokoh dalam Drama Ular Putih
- Bai Suzhen merupakan tokoh yang memiliki peranan sebagai Qing Yi 青 衣, karena ia adalah seorang wanita yang setia dan pecinta yang malang. Hal itu dapat dilihat dari sikap rela berkorban yang dimilikinya terhadap suaminya, Xu Xian.
- Xiao Qing mempunyai peranan sebagai Wu Dan 武 旦, karena ia adalah wanita muda yang berani, tangkas, dan bisa berkelahi.
- Xu Xian mempunyai peranan sebagai Xiao Sheng 小 生, karena ia merupakan seorang pemuda desa yang sederhana, baik hati, dan memiliki cinta yang tulus, serta penuh kelembutan.
- Biksu Fa Hai mempunyai peranan sebagai Duan Da 短 打. Ia memiliki sifat yang tidak baik karena suka melakukan kejahatan, gemar berkelahi, dan selalu membuat kekacauan.
- Dewa Gunung mempunyai peranan sebagai Wen Jing 文 净. Ia merupakan dewa yang mempunyai sifat baik, arif, dan bijaksana.
- Putra Rusa mempuyai peranan sebagai Wu Jing武 净, karena ia adalah seorang prajurit dan ia mempunyai kemampuan berkelahi.
- Putra Bangau mempunyai peranan sebagai Wu Jing 武 净, karena ia adalah seorang prajurit dan ia mempunyai kemampuan berkelahi.
Kostum dan Tata Rias Pemain
Drama Cina Tradisional sangat memperhatikan warna kostum yang dikenakan oleh pemainnya, karena warna-warna tersebut mewakili sifat atau karakter dari seorang tokoh yang berperan di dalam cerita.
Kostum yang dikenakan oleh tokoh-tokoh yang terdapat dalam Drama Ular Putih terdiri dari:
- Bai Suzhen
Memakai pakaian berwarna putih yang melambangkan kesedihan yang selalu menerpa hidupnya.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah, kuning keemasan. Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.
- Xiao Qing
Memakai pakaian berwarna hijau keemasan yang melambangkan seseorang yang penuh semangat, setia dan mempunyai keberanian yang tinggi.
Tata rias wajahnya sama dengan tata rias wajah Bai Suzhen. Warna yang mendominasi yaitu warna merah dan kuning keemasan. Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.
- Xu Xian
Memakai pakaian berwarna hitam dan dikombinasi dengan warna merah yang melambangkan bahwa ia masih muda, jujur serta baik hati.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan sedikit warna hitam. Warna-warna tersebut melambangkan keberanian, kesetiaan, dan juga kejujuran.
- Biksu Fa Hai
Memakai pakaian yang berwarna biru tua yang melambangkan seseorang yang hatinya penuh dengan kelicikan, kejahatan sehingga dapat menimbulkan kesengsaraan pada orang lain.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna putih dan biru, melambangkan bahwa ia adalah seseorang yang jahat dan kejam.
- Dewa Gunung
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, merah tua, dan sedikit warna ungu. Warna-warna tersebut melambangkan sesuatu yang agung, kemegahan, dan kebesaran seorang Dewa.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.
- Putra Rusa
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut yang melambangkan kesetiaan, pengabdian, selain itu memiliki karakter kurang baik.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.
- Putra Bangau
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut yang melambangkan kesetiaan, pengabdian, selain itu memiliki karakter kurang baik.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.
wah, trimakasih telah menulis review, jadinya nostalgia, dulu ini merupakan film favorit saya hehe, mampir ya di www.yuanadesukma.wordpress.com
ReplyDeleteiya, terima kasih
ReplyDeletemenakjubkan
ReplyDeleteartikel yang bagus, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
ReplyDelete